Cara Memilih Jarum Mesin Jahit

Hal yang mungkin membingungkan untuk kita yang baru pertama kali belajar menjahit adalah cara memilih jarum jahit. Jarum memang kecil tapi ternyata jika kita tidak kenal jenis dan peruntukannya, salah pilih jarum bisa membuat kualitas jahitan jadi kurang baik. Informasi berikut mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi teman-teman yang ingin belajar menjahit. Jika ada yang punya info lebih lengkap, saran, atau pengalaman, boleh berbagi di kolom komentar ya.

Merk Jarum Jahit

Ada banyak merk jarum jahit yang beredar di pasar. Diantaranya merk Butterfly, Singer, Janome, Organ, dan lain-lain. Pada awalnya saya ga terlalu perhatian dengan merk jarum jahit. Saya pikir toh harganya mirip-mirip, mungkin kualitasnya ga jauh beda. Tapi kemudian pas mesin jahit saya lagi rusak, saya ngobrol-ngobrol sama bapak yang service. Disaranin coba jarum merk Organ. Wah ternyata bener, enak banget dipakenya. Walaupun memang harga lebih mahal. Jadi disesuaikan saja dengan budget. Kalau sekedar jahit celana harian ya pakai saja jarum murah meriah. Sedangkan kalau jahit kain yang mewah, atau orderan souvenir perusahaan yang penting, tidak ada salahnya kita pakai jarum yang bagus, supaya proses jahit lebih nyaman dan lebih mantap hasilnya.

Sebagai tambahan referensi, untuk yang mau belanja jarum Organ bisa kunjungi salah satu toko online langganan saya (Mentari Jaya Jahit) di Tokopedia lewat link berikut: jarum mesin jahit portable, jarum mesin jahit industri, jarum mesin obras.

Kode Huruf untuk Kesesuaian Jarum dengan Mesin Jahit

Pada bungkus kemasan jarum jahit biasanya ada kode huruf dan kode angka. Kode huruf menunjukkan kesesuaian jarum tersebut dengan tipe mesin jahit. Jarum mesin jahit portable dan mesin jahit hitam rumahan kodenya “HA”. Jarum mesin jahit high speed industrial kodenya “DB”. Jarum mesin obras kodenya “DC”. Sementara jarum mesin bordir kodenya “DP” dan jarum mesin jahit overdeck kodenya “DV”.

Kode Angka untuk Ukuran Jarum dan Kesesuaian dengan Kain

Selain kode huruf yang menyatakan kesesuaian dengan mesin jahit, terdapat pula kode angka yang menyatakan ukuran jarum. Ukuran jarum ini ada kaitannya dengan kecocokan bahan yang dijahit. Semakin tebal bahan yang dijahit maka semakin besar pula ukuran jarum yang dipakai. Biasanya dicantumkan dua jenis nomor yaitu penomoran Eropa dan Amerika. Jarum ukuran standar adalah nomor 14 (biasa ditulis 90/14). Tabel berikut merangkum panduan pemilihan ukuran jarum untuk masing-masing bahan. Secara umum, jarum nomor 9 biasa dipakai untuk kain yang tipis dan menerawang seperti chiffon dan organdi. Jarum nomor 11 untuk kain yang tipis tapi tidak terlalu menerawang seperti parasut atau despo. Jarum nomor 14 untuk kain-kain standar seperti katun, rayon, dan lainnya. Jarum nomor 16 untuk bahan yang relatif tebal seperti baby canvas atau kulit sintetis. Sedangkan jarum nomor 18 keatas biasanya untuk kain yang lebih tebal semacam denim dan kanvas.

Tabel Ukuran Jarum dan Kesesuaiannya dengan Kain (sumber dari website Janome)

Kode untuk Bentuk Ujung Jarum

Sebelum membahas kode ini ada baiknya kita cek lagi struktur jarum. Nah ternyata ujung jarum bentuknya macam-macam lho. Jarum standar ujungnya lancip karena bertujuan untuk menusuk kain tipe anyaman / woven. Akan tetapi tidak perlu terlalu tajam karena kain yang akan ditembus toh tidak terlalu tebal. Berbeda dengan kain tebal seperti denim, diperlukan jarum dengan ujung yang lebih lancip dan lebih tajam. Sementara untuk kain tipe rajut / knitting, maka ujung jarum harus membulat (ballpoint needle). Berhubung tujuannya bukan untuk merobek serat kain tapi untuk bergerak dengan aman diantara rajutan kain agar jahitan tidak loncat. Pun untuk kulit, struktur ujung jarum disesuaikan agar hasil jahitan optimal.

Jenis Ujung Jarum Jahit
Jenis Ujung Jarum Jahit

Adapun kode ini beda-beda untuk masing-masing produsen. Sejumlah produsen memberikan kode warna. Jarum kaos contohnya, untuk merk Singer disebut dengan Gold Tip Needle, sementara untuk jarum Okachi jarum kaos disebut dengan Blue Tip Needle. Sedangkan pada jarum Organ ditandai huruf “B” dibelakang kode ukuran jarum (misalnya untuk jarum kaos ukuran 14 tertulis 90/14 B). Jadi untuk memastikan sebaiknya tanyakan dulu pada penjual jarumnya jika ingin jarum tertentu.

Kapan Jarum Harus Diganti

Sebagai pemula mungkin kita keasyikan menjahit sampai-sampai lupa mengganti jarum. Idealnya jarum diganti setidaknya setelah dipakai 7-8 jam menjahit. Bahkan ada yang membuat slogan “New project, new needle” supaya tidak lupa. Artinya, project baru jarum baru. Jarum yang kelupaan diganti bisa menjadi tumpul dan menurunkan kemampuannya menusuk kain sehingga bisa menimbulkan jahitan loncat dan jika terus dipaksakan dipakai apalagi di kecepatan tinggi, jarum bisa patah. Yang jadi masalah, kita tidak bisa mengontrol kemana patahan jarum tersebut. Patahan jarum bisa masuk ke bagian bawah mesin jahit, bisa juga mental ke arah pengguna. Berbahaya ya teman.

Tanda Kita Salah Pilih Jarum Jahit

Ada beberapa masalah yang bisa muncul kalau kita salah pilih jarum. Jarum jahit yang kekecilan bisa patah jika dipaksakan menjahit bahan tebal. Pun jarum yang kebesaran bisa menimbulkan bekas lubang yang besar dan tidak enak dipandang, terlebih pada kain sintetik yang tipis seperti parasut. Salah pilih jenis jarum juga bisa membuat jahitan loncat.

Begitu saja kira-kira artikel kita kali ini tentang cara memilih jarum jahit. Tinggalkan pesan dikolom komentar jika teman-teman ada info menarik atau jika teman-teman ada request tentang topik untuk artikel berikutnya. Terakhir, jangan lupa, sharing is caring, bagikan artikel ini untuk teman-teman tersayang. Siapa tahu bisa jadi bahan referensi dan tambahan ilmu untuk kita semua.

Tinggalkan Balasan